TRIBUNNEWS.COM, EKUADOR - Duta Besar Indonesia
untuk Ekuador, Saut Maruli Tua Gultom berharap pengusaha Indonesia
tidak ragu berinvestasi di Ekuador.
Sebab, saat ini kondisi Ekuador cukup kondusif dari berbagai aspek dan juga adanya payung hukum yang melindungi hubungan kedua negara. Termasuk dalam bidang ekonomi, yang bisa sangat menguntungkan para investor.
“Kami harap pengusaha Indonesia tidak ragu melakukan kegiatan usaha atau berinvestasi di Ekuador. Kerja sama kedua negara telah memiliki payung hukum termasuk dalam bidang ekonomi, tentu menjamin investasi warga negara Indonesia di Ekuador,” ujar Saut, Rabu (26/3).
Saat ini, Ekuador secara resmi menggunakan mata uang dollar AS sebagai alat tukar resmi memudahkan kegiatan transaksi bisnis.
”Isolasi terhadap Ekuador oleh negara-negara barat seperti AS dan negara-negara Eropa membuat Ekuador giat membangun kerja sama dengan Asia termasuk Indonesia," paparnya.
Menurut Saut, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Quito, Ecuador memiliki data dan informasi mengenai daftar investasi yang dibutuhkan. Baik di bidang pertambangan minyak dan gas, konstruksi, pertanian dan lain sebagainya.
“Presidennya yang doktor di bidang ekonomi dan masih aktif mengajar di Universitas di Ekuador akan menyakinkan para investor untuk berinvestasi. Ekuador sangat mengharapkan Indonesia bisa berinvestasi," tambahnya.
Khusus mengenai investasi di bidang perminyakan, Saut menjelaskan hal itu akan ditingkatkan dengan kerja sama antar Petro Ecuador dan Pertamina serta konsorsium perusahaan-perusahaan minyak di Indonesia.
”Indonesia sebelumnya pernah berupaya untuk bisa mendapatkan minyak dari Venezuela namun ditolak. Lalu, kenapa tidak dikembangkan dengan Ekuador saja, toh mereka juga berharap pada kita,” tegasnya.
Ekuador, telah memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi sebuah sumur minyak yang telah beroperasi. Indonesia diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi sebanyak 25 ribu barel dan cadangan minyak di sumur tersebut berjumlah 2 juta barel.
"Mereka hanya ingin kita menyuntikkan dana modal eksplorasi dan tenaga ahli di bidang perminyakan. Kita akan diberikan sumur yang sudah beroperasi dan tidak harus mencari sumur baru,” ujar Saut.
Sebab, saat ini kondisi Ekuador cukup kondusif dari berbagai aspek dan juga adanya payung hukum yang melindungi hubungan kedua negara. Termasuk dalam bidang ekonomi, yang bisa sangat menguntungkan para investor.
“Kami harap pengusaha Indonesia tidak ragu melakukan kegiatan usaha atau berinvestasi di Ekuador. Kerja sama kedua negara telah memiliki payung hukum termasuk dalam bidang ekonomi, tentu menjamin investasi warga negara Indonesia di Ekuador,” ujar Saut, Rabu (26/3).
Saat ini, Ekuador secara resmi menggunakan mata uang dollar AS sebagai alat tukar resmi memudahkan kegiatan transaksi bisnis.
”Isolasi terhadap Ekuador oleh negara-negara barat seperti AS dan negara-negara Eropa membuat Ekuador giat membangun kerja sama dengan Asia termasuk Indonesia," paparnya.
Menurut Saut, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Quito, Ecuador memiliki data dan informasi mengenai daftar investasi yang dibutuhkan. Baik di bidang pertambangan minyak dan gas, konstruksi, pertanian dan lain sebagainya.
“Presidennya yang doktor di bidang ekonomi dan masih aktif mengajar di Universitas di Ekuador akan menyakinkan para investor untuk berinvestasi. Ekuador sangat mengharapkan Indonesia bisa berinvestasi," tambahnya.
Khusus mengenai investasi di bidang perminyakan, Saut menjelaskan hal itu akan ditingkatkan dengan kerja sama antar Petro Ecuador dan Pertamina serta konsorsium perusahaan-perusahaan minyak di Indonesia.
”Indonesia sebelumnya pernah berupaya untuk bisa mendapatkan minyak dari Venezuela namun ditolak. Lalu, kenapa tidak dikembangkan dengan Ekuador saja, toh mereka juga berharap pada kita,” tegasnya.
Ekuador, telah memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi sebuah sumur minyak yang telah beroperasi. Indonesia diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi sebanyak 25 ribu barel dan cadangan minyak di sumur tersebut berjumlah 2 juta barel.
"Mereka hanya ingin kita menyuntikkan dana modal eksplorasi dan tenaga ahli di bidang perminyakan. Kita akan diberikan sumur yang sudah beroperasi dan tidak harus mencari sumur baru,” ujar Saut.