Translate

Senin, 08 April 2013

Ekuador Siapkan Sumur Minyak Untuk Indonesia

Foto: Ekuador Siapkan Sumur Minyak Untuk Indonesia

@Ihsan

TRIBUNNEWS.COM, EKUADOR - Duta Besar Indonesia untuk Ekuador, Saut Maruli Tua Gultom berharap pengusaha Indonesia tidak ragu berinvestasi di Ekuador.

Sebab, saat ini kondisi Ekuador cukup kondusif dari berbagai aspek dan juga adanya payung hukum yang melindungi hubungan kedua negara. Termasuk dalam bidang ekonomi, yang bisa sangat menguntungkan para investor.

“Kami harap pengusaha Indonesia tidak ragu melakukan kegiatan usaha atau berinvestasi di Ekuador. Kerja sama kedua negara telah memiliki payung hukum termasuk dalam bidang ekonomi, tentu menjamin investasi warga negara Indonesia di Ekuador,” ujar Saut, Rabu (26/3).

Saat ini, Ekuador secara resmi menggunakan mata uang dollar AS sebagai alat tukar resmi memudahkan kegiatan transaksi bisnis.

”Isolasi terhadap Ekuador oleh negara-negara barat seperti AS dan negara-negara Eropa membuat Ekuador giat membangun kerja sama dengan Asia termasuk Indonesia," paparnya.

Menurut Saut, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Quito, Ecuador memiliki data dan informasi mengenai daftar investasi yang dibutuhkan. Baik di bidang pertambangan minyak dan gas, konstruksi, pertanian dan lain sebagainya.

“Presidennya yang doktor di bidang ekonomi dan masih aktif mengajar di Universitas di Ekuador akan menyakinkan para investor untuk berinvestasi. Ekuador sangat mengharapkan Indonesia bisa berinvestasi," tambahnya.

Khusus mengenai investasi di bidang perminyakan, Saut menjelaskan hal itu akan ditingkatkan dengan kerja sama antar Petro Ecuador dan Pertamina serta konsorsium perusahaan-perusahaan minyak di Indonesia.

”Indonesia sebelumnya pernah berupaya untuk bisa mendapatkan minyak dari Venezuela namun ditolak. Lalu, kenapa tidak dikembangkan dengan Ekuador saja, toh mereka juga berharap pada kita,” tegasnya.

Ekuador, telah memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi sebuah sumur minyak yang telah beroperasi. Indonesia diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi sebanyak 25 ribu barel dan cadangan minyak di sumur tersebut berjumlah 2 juta barel.

"Mereka hanya ingin kita menyuntikkan dana modal eksplorasi dan tenaga ahli di bidang perminyakan. Kita akan diberikan sumur yang sudah beroperasi dan tidak harus mencari sumur baru,” ujar Saut.

Penulis: Rachmat Hidayat  |  Editor: sanusi TRIBUNNEWS.COM, EKUADOR - Duta Besar Indonesia untuk Ekuador, Saut Maruli Tua Gultom berharap pengusaha Indonesia tidak ragu berinvestasi di Ekuador.

Sebab, saat ini kondisi Ekuador cukup kondusif dari berbagai aspek dan juga adanya payung hukum yang melindungi hubungan kedua negara. Termasuk dalam bidang ekonomi, yang bisa sangat menguntungkan para investor.

“Kami harap pengusaha Indonesia tidak ragu melakukan kegiatan usaha atau berinvestasi di Ekuador. Kerja sama kedua negara telah memiliki payung hukum termasuk dalam bidang ekonomi, tentu menjamin investasi warga negara Indonesia di Ekuador,” ujar Saut, Rabu (26/3).

Saat ini, Ekuador secara resmi menggunakan mata uang dollar AS sebagai alat tukar resmi memudahkan kegiatan transaksi bisnis.

”Isolasi terhadap Ekuador oleh negara-negara barat seperti AS dan negara-negara Eropa membuat Ekuador giat membangun kerja sama dengan Asia termasuk Indonesia," paparnya.

Menurut Saut, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Quito, Ecuador memiliki data dan informasi mengenai daftar investasi yang dibutuhkan. Baik di bidang pertambangan minyak dan gas, konstruksi, pertanian dan lain sebagainya.

“Presidennya yang doktor di bidang ekonomi dan masih aktif mengajar di Universitas di Ekuador akan menyakinkan para investor untuk berinvestasi. Ekuador sangat mengharapkan Indonesia bisa berinvestasi," tambahnya.

Khusus mengenai investasi di bidang perminyakan, Saut menjelaskan hal itu akan ditingkatkan dengan kerja sama antar Petro Ecuador dan Pertamina serta konsorsium perusahaan-perusahaan minyak di Indonesia.

”Indonesia sebelumnya pernah berupaya untuk bisa mendapatkan minyak dari Venezuela namun ditolak. Lalu, kenapa tidak dikembangkan dengan Ekuador saja, toh mereka juga berharap pada kita,” tegasnya.

Ekuador, telah memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi sebuah sumur minyak yang telah beroperasi. Indonesia diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi sebanyak 25 ribu barel dan cadangan minyak di sumur tersebut berjumlah 2 juta barel.

"Mereka hanya ingin kita menyuntikkan dana modal eksplorasi dan tenaga ahli di bidang perminyakan. Kita akan diberikan sumur yang sudah beroperasi dan tidak harus mencari sumur baru,” ujar Saut.

Jumat, 05 April 2013

Indonesia Beli Teknologi Panser Dari Belarusia

Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Belarusia sepakat untuk mengadakan kerjasama di bidang pertahanan. Salah satu poin penting dalam isi perjanjian yang tercantum dalam MoU yang ditandatangani kedua negara adalah pembelian teknologi militer dari Belarusia.

Menurut Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, pembelian teknologi pertahanan itu sangat penting bagi pengembangan Armored Personnel Carrier (APC) jenis Anoa. dengan peralatan baru, kendaraan taktis buatan PT Pindad itu bisa dijalankan secara otomatis.

"Mereka hanya produsen untuk alat-alat tembak aja. Indonesia beli remote controle-nya. Jadi ada permintaan Malaysia untuk beli lebih banyak lagi Anoa. Mereka minta untuk joint komite bersama. Jadi di samping yang untuk APC, untuk Pindad itu, untuk panser yang 6 x 6, juga nanti Pindad juga akan kerjasama untuk anti tank," ungkap Purnomo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (19/3).

Selain menjual peralatan perang, Belarus juga mengajak pemerintah Indonesia untuk melakukan produksi bersama. Ada tiga komponen yang dikerjasamakan, yakni tank carrier, anti tank guide mission, dan remote weapon control system.

"Jadi nilai tambah untuk kita, kita bisa buka lapangan kerja, investasi bersama," tandasnya.

***Sumber : Merdeka

Sempat Ditinggal Murid Indonesia yang Anti-Soeharto Octav Dirgantara Setiadji, Pendiri Sasana Silat di Berlin, Jerman

Foto: Sempat Ditinggal Murid Indonesia yang Anti-Soeharto
Octav Dirgantara Setiadji, Pendiri Sasana Silat di Berlin, Jerman
 
@Ihsan

Bela diri pencak silat ternyata sudah mendunia. Buktinya, kini ada di mana-mana. Salah satunya di Berlin, Jerman. Lewat Sigepi (Silat Gerakan Pilihan) Institute, pencak silat cukup diminati warga setempat. Berikut catatan wartawan M SALSABYL A DN yang belum lama ini menemui pendiri Sigepi, Octav Dirgantara Setiadji, di Berlin.
 
CUACA Berlin malam itu (6/3) cukup membuat Octav Dirgantara Setiadji kedinginan. Meski sudah 30 tahun lebih tinggal di Jerman, Octav tetap tidak mampu menahan hawa dingin. Setelah memarkir kendaraannya di kawasan gedung daerah Rheinstrasse, pria paruh baya itu buru-buru memasuki lift besar dari besi. Terlihat seperti orangtua pada umumnya.

Namun, suasana berbeda terlihat saat dia tiba di sebuah ruangan di lantai dua. Badannya yang awalnya agak membungkuk, sedikit membusung ketika memasuki ruangan itu.

Di sana, ruangan seperti front office pada umumnya dengan meja counter dan beberapa kursi dan meja bundar. Di dinding ruangan, banyak foto-foto di masa lalu, terlihat badan pria yang kerap dipanggil Meister (bahasa Jerman untuk master atau maestro) ini masih tegap memperagakan gerakan silat. Di potret-potret tersebut banyak pula sosok orang asing yang juga mengenakan baju silat.

Belum sempat diwawancara, Octav sudah langsung duduk di komputer dan membuka internet browser.

“Ini yang saya bicarakan tadi. Yang ini video youtube ujian Sigepi. Tuh, banyak orangnya kan? Itu semua murid saya dari seluruh tempat datang. Kami juga punya Facebook. Pokoknya, dengan internet, komunikasi jadi lebih mudah,” ujarnya sambil terus membuka tautan-tautan yang ada di website resmi Sigepi Institut.

Tak lama kemudian, seorang perempuan tinggi memasuki ruangan. Melihat sosok Octav, dia langsung mendekat ke counter. Perempuan berambut cokelat itu langsung memberi salam.

Tentu saja, salam yang dilakukan adalah membungkuk dengan telapak tangan kanan di tengah dada seperti tapa. Khas salam dari orang bela diri Indonesia. Sapaan tersebut disambut Octav dengan jabatan tangan dan ciuman pipi ke pipi.

Setelah itu, murid-murid yang lain terus berdatangan dengan memperagakan salam yang sama.

“Di sini memang saya terapkan tata cara Indonesia. Mereka boleh melakukan apa saja di luar. Tapi kalau di sini, mereka diharapkan bersikap seperti seorang yang belajar pencak silat,” ujar pria yang baru ditinggal mendiang istri tahun lalu.

Tepatnya jam 18.30, tiga belas murid langsung masuk ke ruangan latihan di sebelah.

Dimulai dengan berlari, gerakan meregangkan otot, hingga gerakan umum pencak silat seperti salto dan tendangan. Setelah puas melakukan pemanasan, orang-orang tersebut langsung menyalakan musik dengan irama gendang yang khas. Musik tersebut adalah gendang pencak dari Jawa Barat.

Dari ruangan depan, Octav hanya berdiri melihat murid-muridnya latihan.

Dia mengaku memang sudah jarang melatih. Sejak beberapa tahun lalu, tanggung jawab melatih sudah diberikan kepada murid-murid.

“Mereka semua sudah bisa mengajar karena sudah banyak pengalaman. Pelatih di sini harus lama menekuni pencak silat. Ada yang sudah 15 tahun belajar pencak silat,” jelasnya.

Dari ucapan tersebut, sudah jelas bahwa perjalanan hidup Octav di Berlin bukan hal sekejap. Oktav sudah hijrah ke Jerman sejak tahun 1980.

Waktu itu, dia sudah malang melintang di dunia persilatan Indonesia. Bahkan, bakatnya dalam seni bela diri pernah menggiringnya menjadi fighting director untuk film laga di tahun 70-an.

“Kalau boleh dikatakan, saya adalah fighting director pertama di Indonesia. Karena sebelum waktu saya, kebanyakan film masih drama,” imbuh pria yang mulai belajar bela diri di Perisai Diri ini.

Sayangnya, kinerja perfilman di akhir 70-an semakin menurun. Octav pun berpikir untuk mencari peluang baru. Saat itu, dia bertemu dengan teman sekaligus mantan murid yang bekerja di Jerman. Ide gila untuk mengajar pencak silat di Jerman pun tercetus.

Niat itu rupanya didukung oleh temannya. Alhasil dengan tekad bulat, Octav meninggalkan istri dan empat anak untuk mengejar karier di Jerman.

“Pertama kali saya ke sini (Berlin, Red), saya tak tahu harus bagaimana. Jangankan pencak silat, Indonesia saja sama sekali belum dikenal waktu itu. Saya sampai harus mendapatkan mosi dari teman-teman saya agar pemerintah Jerman mengizinkan saya bekerja,” ceritanya.

Untungnya, pekerjaan Octav menjadi mudah setelah mendapat perizinan. Dia ingat, kelas pertama tempat dia mengajar ada di sekolah bela diri Jepang bernama Budokan Sportschule. Waktu itu dia menerima sekitar 60 murid.

“Setelah itu saya menjadi guru di sekolah lain. Misalnya, Randori Sportschule dan Berd Grossmann Sportschule,” jelasnya.

Namun, bukan berarti hidup Octav menjadi mudah. Secara finansial mungkin. Tapi, kerinduan pria itu kepada istri dan keempat anaknya itu sulit terbendung.

“Dua tahun saya harus sendiri. Karena saya bukan diplomat, saya tidak boleh mengajak keluarga. Tapi, konsulat Berlin akhirnya memberi saya pekerjaan. Jadi saya kerja sebagai pegawai konsulat Indonesia sekaligus guru silat. Keluarga pun akhirnya ikut pindah ke Berlin,” ujarnya.

Kehidupan tersebut terus dijalani hingga Octav memutuskan untuk mendirikan Sigepi Institut pada tahun 2011. Saat itu, Octav yang baru pensiun langsung menghabiskan lebih dari EUR 70.000 (Rp 912 juta) untuk menyewa satu flat seluas 400 meter persegi.

“Saya sempat berhutang EUR 14 ribu (182 juta) tahun lalu karena siswanya hanya 40 saja. Tapi sekarang sudah ada sekitar 150 murid sehingga seimbang dengan beban sewa saya,” ujarnya.

Ketika ditanya apakah bangga, jawaban pria dengan delapan cucu ini sedikit nyeleneh. Menjadi guru pencak silat dari bule-bule justru membikin Octav merasa miris. Sebab, orang berdarah Indonesia yang minat belajar pencak silat justru sedikit.

“Dari semua murid saya, 98 persen adalah orang asing. Sedangkan orang Indonesia tak sampai sepuluh,” ceritanya.

Padahal, warga negara Indonesia yang berdomisili di Berlin tak bisa dikatakan sedikit. Maklum, Berlin merupakan salah satu tujuan utama dari para mahasiswa atau orang yang mencari pekerjaan.

“Tapi orang yang tinggal di sini justru memilih bela diri lain. Seperti, Taekwondo. Padahal, mereka juga tahu kalau di sini ada tempat latihan Pencak Silat,” ujarnya.

Sebenarnya, lanjut dia, pernah ada saat murid Indonesia lebih banyak dari penduduk Berlin. Tepatnya, saat pertama dia mengajar pada 1980.

Saat itu, bule yang ikut belajar silat hanya 3-5 orang. Sisanya, mahasiswa Indonesia yang belajar di kota tersebut.

“Tapi, mereka akhirnya berhenti saat tahu saya kerja di kedutaan. Soalnya, waktu itu mahasiswa anti-pemerintah Soeharto. Dan sejak itu, belum pernah lagi saya punya murid Indonesia yang banyak,” ungkapnya.

Tapi, dia tak sepenuhnya menyalahkan orang-orang itu. Menurutnya, Pencak Silat juga harus menghilangkan beberapa hal-hal lama. Misalnya, pendekar silat yang akrab dengan kumis dan wajah garang.

Atau, gambaran tukang silat yang suka mencari gara-gara.

“Sekarang zamannya sudah berbeda. Orang-orang sekarang ingin belajar bela diri untuk kesehatan. Bukan untuk tarung,” ucapnya.

Hal itu terbukti selama dia mengajar silat di Berlin. Meski mendapat banyak murid, tak semua ilmu yang dimiliki oleh Octav mau diterima oleh muridnya.

“Saya ini pertama kali belajar Perisai Diri. Meski pernapasan, tapi kesannya sedikit mistis. Tapi murid saya nggak ada yang mau belajar itu,” jelasnya. (bil/jpnn/che/k1)Bela diri pencak silat ternyata sudah mendunia. Buktinya, kini ada di mana-mana. Salah satunya di Berlin, Jerman. Lewat Sigepi (Silat Gerakan Pilihan) Institute, pencak silat cukup diminati warga setempat. Berikut catatan wartawan M SALSABYL A DN yang belum lama ini menemui pendiri Sigepi, Octav Dirgantara Setiadji, di Berlin.

CUACA Berlin malam itu (6/3) cukup membuat Octav Dirgantara Setiadji kedinginan. Meski sudah 30 tahun lebih tinggal di Jerman, Octav tetap tidak mampu menahan hawa dingin. Setelah memarkir kendaraannya di kawasan gedung daerah Rheinstrasse, pria paruh baya itu buru-buru memasuki lift besar dari besi. Terlihat seperti orangtua pada umumnya.

Namun, suasana berbeda terlihat saat dia tiba di sebuah ruangan di lantai dua. Badannya yang awalnya agak membungkuk, sedikit membusung ketika memasuki ruangan itu.

Di sana, ruangan seperti front office pada umumnya dengan meja counter dan beberapa kursi dan meja bundar. Di dinding ruangan, banyak foto-foto di masa lalu, terlihat badan pria yang kerap dipanggil Meister (bahasa Jerman untuk master atau maestro) ini masih tegap memperagakan gerakan silat. Di potret-potret tersebut banyak pula sosok orang asing yang juga mengenakan baju silat.

Belum sempat diwawancara, Octav sudah langsung duduk di komputer dan membuka internet browser.

“Ini yang saya bicarakan tadi. Yang ini video youtube ujian Sigepi. Tuh, banyak orangnya kan? Itu semua murid saya dari seluruh tempat datang. Kami juga punya Facebook. Pokoknya, dengan internet, komunikasi jadi lebih mudah,” ujarnya sambil terus membuka tautan-tautan yang ada di website resmi Sigepi Institut.

Tak lama kemudian, seorang perempuan tinggi memasuki ruangan. Melihat sosok Octav, dia langsung mendekat ke counter. Perempuan berambut cokelat itu langsung memberi salam.

Tentu saja, salam yang dilakukan adalah membungkuk dengan telapak tangan kanan di tengah dada seperti tapa. Khas salam dari orang bela diri Indonesia. Sapaan tersebut disambut Octav dengan jabatan tangan dan ciuman pipi ke pipi.

Setelah itu, murid-murid yang lain terus berdatangan dengan memperagakan salam yang sama.

“Di sini memang saya terapkan tata cara Indonesia. Mereka boleh melakukan apa saja di luar. Tapi kalau di sini, mereka diharapkan bersikap seperti seorang yang belajar pencak silat,” ujar pria yang baru ditinggal mendiang istri tahun lalu.

Tepatnya jam 18.30, tiga belas murid langsung masuk ke ruangan latihan di sebelah.

Dimulai dengan berlari, gerakan meregangkan otot, hingga gerakan umum pencak silat seperti salto dan tendangan. Setelah puas melakukan pemanasan, orang-orang tersebut langsung menyalakan musik dengan irama gendang yang khas. Musik tersebut adalah gendang pencak dari Jawa Barat.

Dari ruangan depan, Octav hanya berdiri melihat murid-muridnya latihan.

Dia mengaku memang sudah jarang melatih. Sejak beberapa tahun lalu, tanggung jawab melatih sudah diberikan kepada murid-murid.

“Mereka semua sudah bisa mengajar karena sudah banyak pengalaman. Pelatih di sini harus lama menekuni pencak silat. Ada yang sudah 15 tahun belajar pencak silat,” jelasnya.

Dari ucapan tersebut, sudah jelas bahwa perjalanan hidup Octav di Berlin bukan hal sekejap. Oktav sudah hijrah ke Jerman sejak tahun 1980.

Waktu itu, dia sudah malang melintang di dunia persilatan Indonesia. Bahkan, bakatnya dalam seni bela diri pernah menggiringnya menjadi fighting director untuk film laga di tahun 70-an.

“Kalau boleh dikatakan, saya adalah fighting director pertama di Indonesia. Karena sebelum waktu saya, kebanyakan film masih drama,” imbuh pria yang mulai belajar bela diri di Perisai Diri ini.

Sayangnya, kinerja perfilman di akhir 70-an semakin menurun. Octav pun berpikir untuk mencari peluang baru. Saat itu, dia bertemu dengan teman sekaligus mantan murid yang bekerja di Jerman. Ide gila untuk mengajar pencak silat di Jerman pun tercetus.

Niat itu rupanya didukung oleh temannya. Alhasil dengan tekad bulat, Octav meninggalkan istri dan empat anak untuk mengejar karier di Jerman.

“Pertama kali saya ke sini (Berlin, Red), saya tak tahu harus bagaimana. Jangankan pencak silat, Indonesia saja sama sekali belum dikenal waktu itu. Saya sampai harus mendapatkan mosi dari teman-teman saya agar pemerintah Jerman mengizinkan saya bekerja,” ceritanya.

Untungnya, pekerjaan Octav menjadi mudah setelah mendapat perizinan. Dia ingat, kelas pertama tempat dia mengajar ada di sekolah bela diri Jepang bernama Budokan Sportschule. Waktu itu dia menerima sekitar 60 murid.

“Setelah itu saya menjadi guru di sekolah lain. Misalnya, Randori Sportschule dan Berd Grossmann Sportschule,” jelasnya.

Namun, bukan berarti hidup Octav menjadi mudah. Secara finansial mungkin. Tapi, kerinduan pria itu kepada istri dan keempat anaknya itu sulit terbendung.

“Dua tahun saya harus sendiri. Karena saya bukan diplomat, saya tidak boleh mengajak keluarga. Tapi, konsulat Berlin akhirnya memberi saya pekerjaan. Jadi saya kerja sebagai pegawai konsulat Indonesia sekaligus guru silat. Keluarga pun akhirnya ikut pindah ke Berlin,” ujarnya.

Kehidupan tersebut terus dijalani hingga Octav memutuskan untuk mendirikan Sigepi Institut pada tahun 2011. Saat itu, Octav yang baru pensiun langsung menghabiskan lebih dari EUR 70.000 (Rp 912 juta) untuk menyewa satu flat seluas 400 meter persegi.

“Saya sempat berhutang EUR 14 ribu (182 juta) tahun lalu karena siswanya hanya 40 saja. Tapi sekarang sudah ada sekitar 150 murid sehingga seimbang dengan beban sewa saya,” ujarnya.

Ketika ditanya apakah bangga, jawaban pria dengan delapan cucu ini sedikit nyeleneh. Menjadi guru pencak silat dari bule-bule justru membikin Octav merasa miris. Sebab, orang berdarah Indonesia yang minat belajar pencak silat justru sedikit.

“Dari semua murid saya, 98 persen adalah orang asing. Sedangkan orang Indonesia tak sampai sepuluh,” ceritanya.

Padahal, warga negara Indonesia yang berdomisili di Berlin tak bisa dikatakan sedikit. Maklum, Berlin merupakan salah satu tujuan utama dari para mahasiswa atau orang yang mencari pekerjaan.

“Tapi orang yang tinggal di sini justru memilih bela diri lain. Seperti, Taekwondo. Padahal, mereka juga tahu kalau di sini ada tempat latihan Pencak Silat,” ujarnya.

Sebenarnya, lanjut dia, pernah ada saat murid Indonesia lebih banyak dari penduduk Berlin. Tepatnya, saat pertama dia mengajar pada 1980.

Saat itu, bule yang ikut belajar silat hanya 3-5 orang. Sisanya, mahasiswa Indonesia yang belajar di kota tersebut.

“Tapi, mereka akhirnya berhenti saat tahu saya kerja di kedutaan. Soalnya, waktu itu mahasiswa anti-pemerintah Soeharto. Dan sejak itu, belum pernah lagi saya punya murid Indonesia yang banyak,” ungkapnya.

Tapi, dia tak sepenuhnya menyalahkan orang-orang itu. Menurutnya, Pencak Silat juga harus menghilangkan beberapa hal-hal lama. Misalnya, pendekar silat yang akrab dengan kumis dan wajah garang.

Atau, gambaran tukang silat yang suka mencari gara-gara.

“Sekarang zamannya sudah berbeda. Orang-orang sekarang ingin belajar bela diri untuk kesehatan. Bukan untuk tarung,” ucapnya.

Hal itu terbukti selama dia mengajar silat di Berlin. Meski mendapat banyak murid, tak semua ilmu yang dimiliki oleh Octav mau diterima oleh muridnya.

“Saya ini pertama kali belajar Perisai Diri. Meski pernapasan, tapi kesannya sedikit mistis. Tapi murid saya nggak ada yang mau belajar itu,” jelasnya. (bil/jpnn/che/k1)



Toyota Kembangkan Indonesia Sebagai Basis Ekspor

Foto: Toyota Kembangkan Indonesia Sebagai Basis Ekspor

@Ihsan

Jakarta • Toyota Motor Corporation (TMC) menyatakan bahwa pihaknya mendorong Indonesia untuk berkembang dan menjadi basis ekspor mobil untuk kawasan Asia.

"Saat ini Toyota sedang sedang fokus terhadap Asia, khususnya ASEAN, dan kami berencana untuk mengembangkan Indonesia menjadi basis ekspor mobil," kata Senior Managing Officer Toyota Motor Corporation Takahiro Iwase, saat memberikan sambutan peresmian pabrik baru Toyota Plant 2, di Karawang, Jumat (15/3).

Iwase mengatakan, pihaknya juga mengharapkan Indonesia bisa memimpin di kawasan ASEAN untuk masa depan dan pabrik Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) akan memiliki peran yang penting bagi basis ekspor mobil tersebut.

"Pasar otomotif Indonesia juga diharapkan bisa tumbuh lebih jauh dari saat ini, dan saya saangat terkesan dengan pertumbuhan Indonesia pada tahun 2012 lalu," kata Iwase.

Sementara itu, Presiden Direktur TMMIN Masahiro Nonami, mengatakan bahwa peresmian pabrik baru Toyota Karawang Kedua merupakan babak baru bagi perkembangan dunia otomotif Indonesia.

"Pabrik tersebut merupakan perpaduan kecanggihan teknologi yang ramah lingkungan dan nyaman bagi para karyawan yang merupakan perwujudan ide-ide dari karyawan lokal," kata Nonami.

Nonami menambahkan, dengan kenyataan bahwa Toyota telah bekerja sama dengan Indonesia kurang lebih selama 40 tahun, dia meyakini bahwa tanpa adanya kerja keras dari seluruh karyawan Toyota, pabrik kedua itu tidak akan bisa berdiri.

Kapasitas produksi Pabrik Karawang Ke dua yang menelan dana sebesar Rp 3,3 triliun tersebut sebesar 70.000 unit per tahun dan akan memproduksi city car terbaru Toyota Etios Valco.

Pabrik tersebut diperkirakan akan menyerap kurang lebih sebanyak 1.100 tenaga kerja, dan untuk kedepannya pabrik tersebut diharapkan bisa meningkatkan kapasitas produksi sampai 120.000 unit per tahun pada tahun 2014 mendatang dan akan meningkatkan total kapasitas produksi Pabrik Karawang Satu dan Dua menjadi 250.000 unit per tahun.(ant/hrb)


  ● Investor
Foto: Kegiatan Di Pabrik Perakitan Mobil Di Indonesia
Jakarta - Toyota Motor Corporation (TMC) menyatakan bahwa pihaknya mendorong Indonesia untuk berkembang dan menjadi basis ekspor mobil untuk kawasan Asia.

"Saat ini Toyota sedang sedang fokus terhadap Asia, khususnya ASEAN, dan kami berencana untuk mengembangkan Indonesia menjadi basis ekspor mobil," kata Senior Managing Officer Toyota Motor Corporation Takahiro Iwase, saat memberikan sambutan peresmian pabrik baru Toyota Plant 2, di Karawang, Jumat (15/3).

Iwase mengatakan, pihaknya juga mengharapkan Indonesia bisa memimpin di kawasan ASEAN untuk masa depan dan pabrik Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) akan memiliki peran yang penting bagi basis ekspor mobil tersebut.

"Pasar otomotif Indonesia juga diharapkan bisa tumbuh lebih jauh dari saat ini, dan saya saangat terkesan dengan pertumbuhan Indonesia pada tahun 2012 lalu," kata Iwase.

Sementara itu, Presiden Direktur TMMIN Masahiro Nonami, mengatakan bahwa peresmian pabrik baru Toyota Karawang Kedua merupakan babak baru bagi perkembangan dunia otomotif Indonesia.

"Pabrik tersebut merupakan perpaduan kecanggihan teknologi yang ramah lingkungan dan nyaman bagi para karyawan yang merupakan perwujudan ide-ide dari karyawan lokal," kata Nonami.

Nonami menambahkan, dengan kenyataan bahwa Toyota telah bekerja sama dengan Indonesia kurang lebih selama 40 tahun, dia meyakini bahwa tanpa adanya kerja keras dari seluruh karyawan Toyota, pabrik kedua itu tidak akan bisa berdiri.

Kapasitas produksi Pabrik Karawang Ke dua yang menelan dana sebesar Rp 3,3 triliun tersebut sebesar 70.000 unit per tahun dan akan memproduksi city car terbaru Toyota Etios Valco.

Pabrik tersebut diperkirakan akan menyerap kurang lebih sebanyak 1.100 tenaga kerja, dan untuk kedepannya pabrik tersebut diharapkan bisa meningkatkan kapasitas produksi sampai 120.000 unit per tahun pada tahun 2014 mendatang dan akan meningkatkan total kapasitas produksi Pabrik Karawang Satu dan Dua menjadi 250.000 unit per tahun.(ant/hrb)




Pabrik Tekstil Sukoharjo Produksi Seragam Tentara Anti Peluru NATO & AS

Foto: Pabrik Tekstil Sukoharjo Produksi Seragam Tentara Anti Peluru NATO & AS

@Ihsan

Jakarta - Perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman (Sritex) milik pengusaha HM Lukminto tak hanya memproduksi merek-merek pakaian terkenal di dunia seperti Zara atau Timberland. Mereka juga banyak menerima pesanan untuk pembuatan seragam militer banyak negara.

"Sritex juga membuat pakaian anti peluru untuk 30 army di selurun dunia, sampai seragam militer anti nyamuk dan anti peluru, bahkan anti radiasi. Seragam sehari-hari dibuat juga," kata Juru Bicara Sritex Ai Syarif kepada detikFinance, Jumat (8/3/2013)

Ia menuturkan produk tekstil Sritex telah diakui memenuhi standar North Atlantic Treaty Organization (NATO) sehingga dipercaya memproduksi seragam militer anggota NATO. Beberapa produk terkait keperluan militer antara lain seragam tempur, jaket, cover all, rompi, tenda, sepatu dan lain-lain.

Sritex telah dipercaya untuk memasok seragam militer dari 30 negara di dunia seperti Amerika, Rusia, Jerman, Inggris, Australia, Swedia, Belanda, Indonesia, Norwegia, Kwait, Saudi Arabia, dan lain-lain.

"Sudah 30 negara pakai produk seragam militer Sritex, TNI pakai juga pasti," katanya.

Seperti diketahui PT Sri Rejeki Isman (Sritex) didirikan oleh pengusaha HM. Lukminto, kisah suksesnya berawal dari pedagang kecil-kecilan di Pasar Kelewer, Solo, Jawa Tengah. Pabrik yang diresmikan pada 3 Maret 1992 oleh Presiden Soeharto.


(hen/dnl)Jakarta - Perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman (Sritex) milik pengusaha HM Lukminto tak hanya memproduksi merek-merek pakaian terkenal di dunia seperti Zara atau Timberland. Mereka juga banyak menerima pesanan untuk pembuatan seragam militer banyak negara.

"Sritex juga membuat pakaian anti peluru untuk 30 army di selurun dunia, sampai seragam militer anti nyamuk dan anti peluru, bahkan anti radiasi. Seragam sehari-hari dibuat juga," kata Juru Bicara Sritex Ai Syarif kepada detikFinance, Jumat (8/3/2013)

Ia menuturkan produk tekstil Sritex telah diakui memenuhi standar North Atlantic Treaty Organization (NATO) sehingga dipercaya memproduksi seragam militer anggota NATO. Beberapa produk terkait keperluan militer antara lain seragam tempur, jaket, cover all, rompi, tenda, sepatu dan lain-lain.

Sritex telah dipercaya untuk memasok seragam militer dari 30 negara di dunia seperti Amerika, Rusia, Jerman, Inggris, Australia, Swedia, Belanda, Indonesia, Norwegia, Kwait, Saudi Arabia, dan lain-lain.

"Sudah 30 negara pakai produk seragam militer Sritex, TNI pakai juga pasti," katanya.

Seperti diketahui PT Sri Rejeki Isman (Sritex) didirikan oleh pengusaha HM. Lukminto, kisah suksesnya berawal dari pedagang kecil-kecilan di Pasar Kelewer, Solo, Jawa Tengah. Pabrik yang diresmikan pada 3 Maret 1992 oleh Presiden Soeharto.



Ssst...George Bush Pernah Pakai Sepatu New Balance Made in Indonesia

Foto: Ssst...George Bush Pernah Pakai Sepatu New Balance Made in Indonesia

@Ihsan

pabrik New Balance, PT Panarub Dwikarya, Tangerang
Jakarta - Produk buatan Indonesia sudah banyak dipakai oleh tokoh-tokoh terkenal dunia. Salah satunya Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) George Bush, pernah memakai sepatu merek New Balance buatan Indonesia.

"Saya pikir hampir semua pernah memakai sepatu buatan Indonesia. Contohnya seperti George Bush lah misalnya, dia pernah pakai New Balance buatan Indonesia juga," ungkap Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko kepada detikFinance, Jumat (8/3/2013).

Dikatakan Eddy, merek New Balance memang tidak memiliki pabrik sendiri di Indonesia. Namun, pabrik sepatu lokal yang berbasis di Tangerang memiliki lisensi untuk memproduksi sepatu New Balance tersebut.

"Mereka tidak punya pabrik, hanya diproduksi di pabrik-pabrik di Indonesia. Mereka dapat lisensi, bikin, kalau sudah jadi dikirim lagi ke si pemilik merek," jelasnya.

Selain New Balance, Eddy juga menambahkan, produsen sepatu lokal dalam negeri pun memiliki lisensi untuk membuat sepatu kelas dunia seperti Dolce & Gabana, Geox, juga tak ketinggalan sepatu-sepatu sport seperti Adidas, Nike, dan lainnya.

Eddy mengatakan, sudah merupakan hal yang lumrah bagi tokoh-tokoh terkenal untuk memakai sepatu buatan Indonesia. Alasannya sudah banyak perusahaan produsen sepatu Indonesia yang berorientasi ekspor.

"Artinya memang sudah biasa artis-artis itu memakai merek-merek yang diproduksi di Indonesia, sudah banyak. Jadi sayang, kita punya daya saing kalau tidak dijaga," tuntasnya.

Sebelumnya, Eddy pernah mengungkapkan, sejak tahun 1992 atlet-atlet dunia khususnya Eropa memakai sepatu buatan Tangerang. "Itu sebenarnya sudah sejak 20 tahun lalu, tapi kita nggak ekspos ke permukaan saja, itu urusannya perusahaan untuk ekspos atau nggak, bukan urusan kita," ungkap Eddy beberapa waktu lalu.

Eddy mencontohkan perusahaan sepatu merek Adidas dan Nike dan sepatu olahraga lainnya banyak diproduksi di Tangerang, Banten. Sepatu buatan Tangerang ini memiliki kualitas yang tak kalah dengan negara produsen sepatu lainnya.

Salah satu produsennya adalah PT Panarub Dwikarya berdiri pada tahun 2006 yang memulai produksi pada Juli 2007 dengan memproduksi sepatu merek Specs, kemudian pada tahun 2009 mulai memproduksi dari order produksi dari prinsipal merek sepatu Mizuno dan New Balance.

New Balance merupakan merek sepatu asal AS, yang saat ini sebagian produksinya lebih banyak di China. Panurub berencana akan menambah produksi sepatu New Balance. New Balance mulai diproduksi pada bulan Juni 2009 dengan kapasitas 50.000 pasang per bulan, dimana Panarub telah mengekspor sepatu merek New Balance sebanyak 1 juta pasang.



(zul/hen)
Pabrik New Balance, PT Panarub Dwikarya, Tangerang.
Jakarta - Produk buatan Indonesia sudah banyak dipakai oleh tokoh-tokoh terkenal dunia. Salah satunya Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) George Bush, pernah memakai sepatu merek New Balance buatan Indonesia.

"Saya pikir hampir semua pernah memakai sepatu buatan Indonesia. Contohnya seperti George Bush lah misalnya, dia pernah pakai New Balance buatan Indonesia juga," ungkap Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko kepada detikFinance, Jumat (8/3/2013).

Dikatakan Eddy, merek New Balance memang tidak memiliki pabrik sendiri di Indonesia. Namun, pabrik sepatu lokal yang berbasis di Tangerang memiliki lisensi untuk memproduksi sepatu New Balance tersebut.

"Mereka tidak punya pabrik, hanya diproduksi di pabrik-pabrik di Indonesia. Mereka dapat lisensi, bikin, kalau sudah jadi dikirim lagi ke si pemilik merek," jelasnya.

Selain New Balance, Eddy juga menambahkan, produsen sepatu lokal dalam negeri pun memiliki lisensi untuk membuat sepatu kelas dunia seperti Dolce & Gabana, Geox, juga tak ketinggalan sepatu-sepatu sport seperti Adidas, Nike, dan lainnya.

Eddy mengatakan, sudah merupakan hal yang lumrah bagi tokoh-tokoh terkenal untuk memakai sepatu buatan Indonesia. Alasannya sudah banyak perusahaan produsen sepatu Indonesia yang berorientasi ekspor.

"Artinya memang sudah biasa artis-artis itu memakai merek-merek yang diproduksi di Indonesia, sudah banyak. Jadi sayang, kita punya daya saing kalau tidak dijaga," tuntasnya.

Sebelumnya, Eddy pernah mengungkapkan, sejak tahun 1992 atlet-atlet dunia khususnya Eropa memakai sepatu buatan Tangerang. "Itu sebenarnya sudah sejak 20 tahun lalu, tapi kita nggak ekspos ke permukaan saja, itu urusannya perusahaan untuk ekspos atau nggak, bukan urusan kita," ungkap Eddy beberapa waktu lalu.

Eddy mencontohkan perusahaan sepatu merek Adidas dan Nike dan sepatu olahraga lainnya banyak diproduksi di Tangerang, Banten. Sepatu buatan Tangerang ini memiliki kualitas yang tak kalah dengan negara produsen sepatu lainnya.

Salah satu produsennya adalah PT Panarub Dwikarya berdiri pada tahun 2006 yang memulai produksi pada Juli 2007 dengan memproduksi sepatu merek Specs, kemudian pada tahun 2009 mulai memproduksi dari order produksi dari prinsipal merek sepatu Mizuno dan New Balance.

New Balance merupakan merek sepatu asal AS, yang saat ini sebagian produksinya lebih banyak di China. Panurub berencana akan menambah produksi sepatu New Balance. New Balance mulai diproduksi pada bulan Juni 2009 dengan kapasitas 50.000 pasang per bulan, dimana Panarub telah mengekspor sepatu merek New Balance sebanyak 1 juta pasang.

Soal Bikin Pesawat, Indonesia Masih di Atas China

Jakarta - China boleh bangga bisa produksi pesawat MA 60 yang saat ini digunakan Merpati Nusantara Airlines, namun soal kualitas pesawat Indonesia masih jauh di atas China.

Seperti kata Ilham A. Habibie, anak sulung mantan Presiden RI BJ Habibie mengatakan soal membuat pesawat dan kualitas pesawat itu sendiri, Indonesia masih di atas China.

"Soal buat pesawat kita masih lebih bagus dan jauh di atas China, dari segi kualitas kita masih oke," kata Ilham ketika ditemui detikFinance pekan lalu di kantornya di Kawasan Mega Kuningan, seperti dikutip, Senin (18/3/2013).

Kata Ilham, saat ini China boleh bangga punya MA 60 yang saat ini digunakan Merpati.

"Tapi pada dasarnya desain MA 60 itu mesinnya memang digunakan untuk militer, namun karena digunakan untuk sipil mereka menurunkan sedikit kualitasnya, karena dasarnya untuk militer sehingga boros, militerkan ngak mikirin boros apa tidak yang penting tahan banting dan menang perang," ucapnya.

MA 60 sendiri kata Ilham diakui sendiri oleh Dirut Merpati Rudy Setyopurnomo kalau pesawat tersebut sangat boros.

"Ya saya pernah diskusi dengan Dirut Merpati Pak Rudy, pesawat itu boros, kalau sudah boros bahan bakar bagaimana mau bisa dapat money (uang). Lagi pula MA 60 dipakai bukan karena kualitas, tetapi karena Merpati saat itu kesulitan pendanaan dan tidak bisa pinjam ke bank, tapi China mau meminjamkan dana untuk membeli MA 60 buatan mereka," ungkapnya.

Lantas dari segi mana kita masih teratas dibandingkan China dari segi kualitas pesawat?

"Ya R80 (Regio Prop 80) yang saat ini sedang kita selesaikan proses pembangunannya, kita akan memiliki pesawat dengan menggunakan baling-baling, yang didesain untuk jarak dekat, hemat bahan bakar, teknologi terbaru, kapasitas lebih banyak yakni mencapai 80 kursi, mesin lebih cepat dan yang terpenting jauh lebih murah dari pesawat ATR karena produksi dan suku cadang dibuat semua di Indonesia, dan yang lebih penting lagi kita punya Sumber Daya Manusia yang berpengalaman bahkan seperti di Boeing, Airbus, ATR, di PT DI dan banyak lagi," tandasnya.

Seperti diketahui Ilham bersama Mantan Dirut Bursa Efek Indonesia (BEI) Erry Firmansyah bersama-sama membentuk PT Ragio Aviasi Industri (RAI) untuk membangun pesawat new N-250 yang dulu pernah dibuat BJ Habibie.

Pesawat berkapasitas 80 kursi tersebut diberi nama R80 atau Regio Prop 80 diamana pesawat tersebut menggunakan baling-baling.

Perkuat Selat Malaka, Satu Skuadron F-16 Disiapkan di Pekanbaru

Foto: Perkuat Selat Malaka, Satu Skuadron F-16 Disiapkan di 
Pekanbaru


@Ihsan

Demi memperkuat kekuatan tempur di kawasan strategis Selat Malaka, Pangkalan Udara (Lanud) TNI Angkatan Udara Roesmin Nuryadin Pekanbaru bersiap menyambut satu skuadron pesawat tempur F-16 blok 52 lengkap dengan persenjataan mutakhir.

Perkuat Selat Malaka, Satu Skuadron F-16 Disiapkan di Pekanbaru

Penambahan 24 pesawat F-16 dari Amerika Serikat itu sebagai bagian dari pembaruan armada tempur yang sudah ada di pangkalan TNI AU tipe B itu yaitu satu skuadron Hawk 100/200.

”Berarti pada awal 2014, Lanud Roesmin Nuryadin akan memiliki dua skuadron tempur yang terdiri dari satu skuadron Hawk 100/200 dan satu skuadron pesawat F-16 dengan blok 52 lengkap dengan persenjataan mutakhir,” ungkap Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud TNI AU Mayor Sus Filfadri kepada Media Indonesia di Pekanbaru, Selasa (19/3).

Menurut Filfadri, satu skuadron pesawat tempur F-16 yang akan ditempatkan di Lanud Pekanbaru merupakan pesawat tempur terbaik yang disumbangkan oleh pemerintah Amerika Serikat kepada Indonesia. Jenis pesawat F-16 dengan tipe blok 52 itu rencananya juga akan engalami sedikit peningkatan up grade khususnya di bagian persenjataan tempurnya.

”Memang banyak yang bilang itu pesawat hibah, tapi F-16 itu hasil dari komitmen kerjasama kita dengan Amerika Serikat. Kondisinya juga sudah dicek dan sangat baik apalagi dengan tipe blok 52 yang terbaru,” jelas Fil.

Dia menambahkan, dipilihnya Lanud Roesmin Nuryadin sebagai lokasi penempatan satu skuadron pesawat tempur F-16 itu tidak lepas dari lokasi strategis Lanud Pekanbaru yang secara geografis berada di kawasan Selat Malaka dan berbatasan langsung dengan Malaysia serta Singapura.

”Dua skuadron tempur F-16 dan Hawk 100 juga untuk mendukung kekuatan kita di Sumatra dan Selat Malaka. Selain back up dari Lanud terdekat di Kalimantan Barat, Makasar serta Pulau Jawa,” ujarnya.

Dengan penambahan armada tempur tersebut, lanjut Filfadri, pada 2014 status Lanud Roesmin Nuryadin Pekanbaru akan berganti dari Lanud tipe B menjadi tipe A dengan dipimpin perwira berpangkat bintang satu. Selain itu, guna mengimbangi dinamika pertahanan geopolitik kawasan di Selat Malaka, pemantauan radar yang ditempatkan di Pekanbaru, Medan, dan Ranai, Kepulauan Natuna akan semakin ditingkatkan.

”Mengingat dari pengalaman sejarah bahwa TNI AU pernah menjadi kekuatan nomor 1 di Asia. Seperti itu juga soal ketergantungan kita pada Amerika Serikat ketika sparepart peralatan tempur diembargo. Karena itu, kebijakan saat ini ada kombinasi armada tempur antara Sukhoi dari Rusia, dan F-16 dari Amerika Serikat untuk menangkal ketergantungan itu,” jelasnya. (Rudi Kurniawansyah/Adf | Metro)
Demi memperkuat kekuatan tempur di kawasan strategis Selat Malaka, Pangkalan Udara (Lanud) TNI Angkatan Udara Roesmin Nuryadin Pekanbaru bersiap menyambut satu skuadron pesawat tempur F-16 blok 52 lengkap dengan persenjataan mutakhir.

Perkuat Selat Malaka, Satu Skuadron F-16 Disiapkan di Pekanbaru

Penambahan 24 pesawat F-16 dari Amerika Serikat itu sebagai bagian dari pembaruan armada tempur yang sudah ada di pangkalan TNI AU tipe B itu yaitu satu skuadron Hawk 100/200.

”Berarti pada awal 2014, Lanud Roesmin Nuryadin akan memiliki dua skuadron tempur yang terdiri dari satu skuadron Hawk 100/200 dan satu skuadron pesawat F-16 dengan blok 52 lengkap dengan persenjataan mutakhir,” ungkap Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud TNI AU Mayor Sus Filfadri kepada Media Indonesia di Pekanbaru, Selasa (19/3).

Menurut Filfadri, satu skuadron pesawat tempur F-16 yang akan ditempatkan di Lanud Pekanbaru merupakan pesawat tempur terbaik yang disumbangkan oleh pemerintah Amerika Serikat kepada Indonesia. Jenis pesawat F-16 dengan tipe blok 52 itu rencananya juga akan engalami sedikit peningkatan up grade khususnya di bagian persenjataan tempurnya.

”Memang banyak yang bilang itu pesawat hibah, tapi F-16 itu hasil dari komitmen kerjasama kita dengan Amerika Serikat. Kondisinya juga sudah dicek dan sangat baik apalagi dengan tipe blok 52 yang terbaru,” jelas Fil.

Dia menambahkan, dipilihnya Lanud Roesmin Nuryadin sebagai lokasi penempatan satu skuadron pesawat tempur F-16 itu tidak lepas dari lokasi strategis Lanud Pekanbaru yang secara geografis berada di kawasan Selat Malaka dan berbatasan langsung dengan Malaysia serta Singapura.

”Dua skuadron tempur F-16 dan Hawk 100 juga untuk mendukung kekuatan kita di Sumatra dan Selat Malaka. Selain back up dari Lanud terdekat di Kalimantan Barat, Makasar serta Pulau Jawa,” ujarnya.

Dengan penambahan armada tempur tersebut, lanjut Filfadri, pada 2014 status Lanud Roesmin Nuryadin Pekanbaru akan berganti dari Lanud tipe B menjadi tipe A dengan dipimpin perwira berpangkat bintang satu. Selain itu, guna mengimbangi dinamika pertahanan geopolitik kawasan di Selat Malaka, pemantauan radar yang ditempatkan di Pekanbaru, Medan, dan Ranai, Kepulauan Natuna akan semakin ditingkatkan.

”Mengingat dari pengalaman sejarah bahwa TNI AU pernah menjadi kekuatan nomor 1 di Asia. Seperti itu juga soal ketergantungan kita pada Amerika Serikat ketika sparepart peralatan tempur diembargo. Karena itu, kebijakan saat ini ada kombinasi armada tempur antara Sukhoi dari Rusia, dan F-16 dari Amerika Serikat untuk menangkal ketergantungan itu,” jelasnya. (Rudi Kurniawansyah/Adf | Metro)




Kepuasan Kerja Orang Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara

Foto: Kepuasan Kerja Orang Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara

@Ihsan

KOMPAS.com — Pasti ada saja yang Anda keluhkan tentang pekerjaan yang Anda jalankan sekarang ini. Mulai bos yang galak, pekerjaan yang menumpuk, jabatan yang tak meningkat, gaji yang kecil, sampai pekerjaan yang bukan passion Anda sehingga hasil kerjanya tak memuaskan. Hmm... masalah ini ternyata tak hanya dialami oleh orang Indonesia, tapi juga sebagian besar pekerja di seluruh dunia.

Hebatnya, sekalipun banyak mengeluh tentang pekerjaan, ternyata orang Indonesia mengaku puas dengan pekerjaannya. Hal ini dibuktikan dengan penelitian terbaru yang dilakukan oleh konsultan manajemen internasional, Accenture, terhadap 4.100 eksekutif dari organisasi menengah hingga besar di 33 negara, termasuk Indonesia.

"Penelitian menunjukkan bahwa para profesional Indonesia ternyata memiliki kepuasan kerja tertinggi dibandingkan negara lain di kawasan Asia Tenggara," ungkap Neneng Goenadi, Executive Director Accenture, saat pemaparan hasil survei Accenture "Defining Success. Your Way" di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Penelitian ini menunjukkan bahwa 42 persen profesional Indonesia mengaku puas dengan pekerjaan mereka. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan pekerja profesional di Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

Jika dibagi berdasarkan jenis kelamin, maka ternyata perempuan (53 persen) jauh lebih puas terhadap pekerjaannya ketimbang pria (50 persen). Kepuasan terhadap pekerjaan juga meningkat dibandingkan tahun lalu, yang dalam hal ini hanya 43 persen perempuan dan 41 persen pria yang puas dengan pekerjaannya.

Adapun 11 persen perempuan mengaku masih belum puas dalam pekerjaannya, tetapi belum berpikir untuk mencari pekerjaan baru. Sebanyak 9 persen lainnya belum puas dan sudah mencari bidang pekerjaan lain di dalam perusahaan yang sama. Dua puluh dua persen perempuan lain memutuskan untuk mencari lowongan pekerjaan di perusahaan lain, dan lima persen lainnya berencana untuk berwirausaha.

"Para pekerja, baik pria maupun wanita, sekarang ini sudah lebih sadar bahwa mereka memiliki potensi yang besar dalam pekerjaannya. Mereka juga merasa punya peluang karier yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya," ungkap Neneng.
Editor :
Dini
foto ilustrasi
KOMPAS.com — Pasti ada saja yang Anda keluhkan tentang pekerjaan yang Anda jalankan sekarang ini. Mulai bos yang galak, pekerjaan yang menumpuk, jabatan yang tak meningkat, gaji yang kecil, sampai pekerjaan yang bukan passion Anda sehingga hasil kerjanya tak memuaskan. Hmm... masalah ini ternyata tak hanya dialami oleh orang Indonesia, tapi juga sebagian besar pekerja di seluruh dunia.

Hebatnya, sekalipun banyak mengeluh tentang pekerjaan, ternyata orang Indonesia mengaku puas dengan pekerjaannya. Hal ini dibuktikan dengan penelitian terbaru yang dilakukan oleh konsultan manajemen internasional, Accenture, terhadap 4.100 eksekutif dari organisasi menengah hingga besar di 33 negara, termasuk Indonesia.

"Penelitian menunjukkan bahwa para profesional Indonesia ternyata memiliki kepuasan kerja tertinggi dibandingkan negara lain di kawasan Asia Tenggara," ungkap Neneng Goenadi, Executive Director Accenture, saat pemaparan hasil survei Accenture "Defining Success. Your Way" di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Penelitian ini menunjukkan bahwa 42 persen profesional Indonesia mengaku puas dengan pekerjaan mereka. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan pekerja profesional di Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

Jika dibagi berdasarkan jenis kelamin, maka ternyata perempuan (53 persen) jauh lebih puas terhadap pekerjaannya ketimbang pria (50 persen). Kepuasan terhadap pekerjaan juga meningkat dibandingkan tahun lalu, yang dalam hal ini hanya 43 persen perempuan dan 41 persen pria yang puas dengan pekerjaannya.

Adapun 11 persen perempuan mengaku masih belum puas dalam pekerjaannya, tetapi belum berpikir untuk mencari pekerjaan baru. Sebanyak 9 persen lainnya belum puas dan sudah mencari bidang pekerjaan lain di dalam perusahaan yang sama. Dua puluh dua persen perempuan lain memutuskan untuk mencari lowongan pekerjaan di perusahaan lain, dan lima persen lainnya berencana untuk berwirausaha.

"Para pekerja, baik pria maupun wanita, sekarang ini sudah lebih sadar bahwa mereka memiliki potensi yang besar dalam pekerjaannya. Mereka juga merasa punya peluang karier yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya," ungkap Neneng.



Pengharum Ruangan Dari Kotoran Sapi Harganya Lebih Murah

Tak semua kotoran menjadi sampah yang tak berguna dan menjijikkan. Sebuah kotoran binatang sekalipun bisa bermanfaat bagi manusia, salah satunya menjadi pengharum ruangan.

Seperti karya dua siswa dari Lamongan Jawa Timur, Dwi Nailul Izzah dan Rintya Miki Aprianti berhasil melakukan penelitian 'Limbah Peternakan Sapi' sebagai pengharum ruangan ramah lingkungan. Hasil karya mereka menjadi kebanggaan tersendiri karena akan mewakili Indonesia dalam pada olimpiade internasional 'International Environment Project Olympiad' (INEPO) di Istanbul, Turki.

Meski berasal dari kotoran, hasil pengolahan limbah bisa menjadi wangi. Dengan melalui berbagai proses dan tahapan, limbah kotoran (feses) sapi bisa menjadi cairan pengharum ruangan dengan aroma alami tumbuh-tumbuhan. Pengharum ruangan yang dihasilkan murni berbau alami seperti tumbuhan yang menjadi makanan sapi, bukan karena ditambahi dengan bahan kimia agar bisa berbau wangi.

Untuk memasarkan hasil penelitiannya kepada masyarakat luas, kedua siswa itu juga membuat kajian ekonomi mengenai pangsa pasar produk pengharum ruangan tersebut. Pengharum ruangan ini sehat karena tidak mengandung bahan kimia berbahaya, seperti 'benzo acetan' layaknya produk pengharum yang ada di pasaran, dan juga ekonomis karena ongkos produksinya sangat murah, yakni Rp 21 ribu untuk kemasan 225 mililiter.

Sementara untuk produk pengharum ruangan di pasaran harganya mencapai Rp 39.900 untuk kemasan 275 gram. Oleh karena itu, hasil karya tersebut akan segera diterbitkan dan dipatenkan di Dirjen Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) karena belum ada paten produk sejenis.

Dwi Nailul Izzah merupakan siswi kelahiran Pucuk, Lamongan, 14 Desember 1996, dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Haris A Salim dan Zayyaroh. Sedangkan Rintya Miki Aprianti lahir di Jambi pada 17 April 1996 yang merupakan putri pertama dari tiga bersaudara pasangan Maliki dan Juwami.(mdk/has)

***Sumber : Merdeka

Australia Koleksi Referensi Tentang Indonesia

Foto: Australia Koleksi Referensi Tentang Indonesia

@Ihsan

Perpustakaan Nasional Australia simpan lebih dari 200.000 buku soal RI

Pustakawan senior di National Library of Australia, Tieke Atikah, bersama koleksi buku dan referensi soal Indonesia

Publik di Australia, terutama di Ibu Kota Canberra, tidak perlu repot-repot datang ke Jakarta untuk mencari referensi tentang Indonesia, baik itu buku-buku akademik hingga surat kabar lawas. Perpustakaan Nasional Australia (National Library of Australia /NLA) ternyata sudah mengoleksi referensi yang sangat banyak mengenai Indonesia.

"Koleksi Indonesia di perpustakaan kami ini meliputi lebih dari 200.000 volume buku, 5.000 judul serial, dan 250.000 surat kabar. Juga ada beberapa ribu gulung mikrofilm dan microfiche," kata Tieke Atikah, seorang pustakawan senior National Library of Australia saat mengajak VIVAnews menelusuri bangunan perpustakaan yang megah itu.

Di ruangan yang khusus menyimpan mikrofilm, Tieke menunjukkan koleksi koran-koran Indonesia terbitan 1950-an. Selain itu NLA menyimpan koleksi buku dan surat kabar Indonesia sejak masa kolonial Belanda dan pendudukan Jepang.

Di suatu ruangan khusus, tersimpan pula koleksi beberapa majalah dari Indonesia, dari majalah berita hingga majalah hiburan khusus pria. Bahkan, perpustakaan itu masih menyimpan poster-poster maupun pamflet kampanye Pemilu RI dan para caleg beberapa tahun silam.

"Di sini menyimpan koleksi referensi Indonesia terbesar di Australia dan telah menjadi prioritas utama bagi kebijakan pengembangan koleksi di National Library of Australia," kata Tieke, yang sudah menjadi pustakawan di NLA selama 25 tahun.

Buku-buku berbahasa Indonesia yang lebih banyak dikoleksi di perpustakaan ini, ujar Tieke, adalah yang terbitan sejak 1971. Kebanyakan buku mengenai pemerintahan dan politik, ilmu sosial, studi pembangunan, statistik dan hukum.

"Tempat ini menjadi referensi yang cukup lengkap bagi yang ingin mengetahui sejarah dan latar belakang Indonesia melalui buku-buku yang kami koleksi. Maka di beberapa kesempatan kalangan peneliti dan pejabat dari Indonesia datang ke sini juga. Bahkan ada pula penulis buku yang datang ke sini untuk mencari tahu apakah buku yang dia tulis juga dikoleksi, karena sudah tidak ada di Indonesia," kata Tieke.

Publik di Indonesia pun bisa mengakses referensi dari Perpusatakaan Nasional Australia secara gratis. Informasinya bisa dilihat di laman www.nla.gov.au/asian/indo/indsites.htm

Bahkan materi-materi soal Indonesia yang disimpan di berbagai perpustakaan di Australia juga bisa dilihat dengan membuka laman basis data librariesaustralia.nla.gov.au atau melalui situs Trove Australia (trove.nla.gov.au).

http://media.viva.co.id/thumbs2/2013/03/16/196531_koran-kuno-edisi-digital-di-national-library-of-australia_300_225.jpg

Trove ini merupakan suatu program khusus yang, tidak hanya menyimpan koleksi buku dan referensi NLA, namun juga perpustakaan-perpustakaan yang tersebar di penjuru Australia. Melalui program itu, pengunjung Internet juga bisa mengetahui koran-koran kuno mengenai Indonesia.

Tieke mengungkapkan bahwa Perpustakaan Nasional Australia sampai perlu membuka perwakilan di Indonesia. "Kantor di Jakarta bertugas mendapatkan buku-buku berbobot yang ditulis di Indonesia," lanjut dia.

Tieke melanjutkan upaya NLA mendapat sebanyak mungkin buku atau literatur mengenai Indoesia sangat berguna bagi penguatan hubungan kedua bangsa. "Ini demi memperkaya pengetahuan mengenai Indonesia bagi publik di Australia agar mereka lebih paham atas perkembangan di tanah air," kata Tieke.Perpustakaan Nasional Australia simpan lebih dari 200.000 buku soal RI

Pustakawan senior di National Library of Australia, Tieke Atikah, bersama koleksi buku dan referensi soal Indonesia

Publik di Australia, terutama di Ibu Kota Canberra, tidak perlu repot-repot datang ke Jakarta untuk mencari referensi tentang Indonesia, baik itu buku-buku akademik hingga surat kabar lawas. Perpustakaan Nasional Australia (National Library of Australia /NLA) ternyata sudah mengoleksi referensi yang sangat banyak mengenai Indonesia.

"Koleksi Indonesia di perpustakaan kami ini meliputi lebih dari 200.000 volume buku, 5.000 judul serial, dan 250.000 surat kabar. Juga ada beberapa ribu gulung mikrofilm dan microfiche," kata Tieke Atikah, seorang pustakawan senior National Library of Australia saat mengajak VIVAnews menelusuri bangunan perpustakaan yang megah itu.

Di ruangan yang khusus menyimpan mikrofilm, Tieke menunjukkan koleksi koran-koran Indonesia terbitan 1950-an. Selain itu NLA menyimpan koleksi buku dan surat kabar Indonesia sejak masa kolonial Belanda dan pendudukan Jepang.

Di suatu ruangan khusus, tersimpan pula koleksi beberapa majalah dari Indonesia, dari majalah berita hingga majalah hiburan khusus pria. Bahkan, perpustakaan itu masih menyimpan poster-poster maupun pamflet kampanye Pemilu RI dan para caleg beberapa tahun silam.

"Di sini menyimpan koleksi referensi Indonesia terbesar di Australia dan telah menjadi prioritas utama bagi kebijakan pengembangan koleksi di National Library of Australia," kata Tieke, yang sudah menjadi pustakawan di NLA selama 25 tahun.

Buku-buku berbahasa Indonesia yang lebih banyak dikoleksi di perpustakaan ini, ujar Tieke, adalah yang terbitan sejak 1971. Kebanyakan buku mengenai pemerintahan dan politik, ilmu sosial, studi pembangunan, statistik dan hukum.

"Tempat ini menjadi referensi yang cukup lengkap bagi yang ingin mengetahui sejarah dan latar belakang Indonesia melalui buku-buku yang kami koleksi. Maka di beberapa kesempatan kalangan peneliti dan pejabat dari Indonesia datang ke sini juga. Bahkan ada pula penulis buku yang datang ke sini untuk mencari tahu apakah buku yang dia tulis juga dikoleksi, karena sudah tidak ada di Indonesia," kata Tieke.

Publik di Indonesia pun bisa mengakses referensi dari Perpusatakaan Nasional Australia secara gratis. Informasinya bisa dilihat di laman www.nla.gov.au/asian/indo/indsites.htm

Bahkan materi-materi soal Indonesia yang disimpan di berbagai perpustakaan di Australia juga bisa dilihat dengan membuka laman basis data librariesaustralia.nla.gov.au atau melalui situs Trove Australia (trove.nla.gov.au).

http://media.viva.co.id/thumbs2/2013/03/16/196531_koran-kuno-edisi-digital-di-national-library-of-australia_300_225.jpg

Trove ini merupakan suatu program khusus yang, tidak hanya menyimpan koleksi buku dan referensi NLA, namun juga perpustakaan-perpustakaan yang tersebar di penjuru Australia. Melalui program itu, pengunjung Internet juga bisa mengetahui koran-koran kuno mengenai Indonesia.

Tieke mengungkapkan bahwa Perpustakaan Nasional Australia sampai perlu membuka perwakilan di Indonesia. "Kantor di Jakarta bertugas mendapatkan buku-buku berbobot yang ditulis di Indonesia," lanjut dia.

Tieke melanjutkan upaya NLA mendapat sebanyak mungkin buku atau literatur mengenai Indoesia sangat berguna bagi penguatan hubungan kedua bangsa. "Ini demi memperkaya pengetahuan mengenai Indonesia bagi publik di Australia agar mereka lebih paham atas perkembangan di tanah air," kata Tieke.





Pengusaha RI Pelopori Pusat Riset Bisnis Asia di Universitas Melbourne

Melbourne - Pengusaha Indonesia James Riady mempelopori terbentuknya lembaga riset bisnis Asia di Fakultas Bisnis dan Ekonomi, Universitas Melbourne, Australia dan untuk selanjutnya unit ini akan dipimpin oleh Profesor Jane Lu, demikian diumumkan pihak universitas dalam pernyataan yang dirilis Jumat (15/3).

Penunjukan Profesor Lu dilakukan dalam sebuah event hari sebelumnya dan dia diharapkan bisa memimpin program pengajaran dan aktivitas yang berfokus pada bisnis Asia di fakultas tersebut.

Profesor Lu dinilai memiliki rekam jejak yang mengesankan di bidang riset strategi bisnis internasional. Karyanya yang diakui kalangan akademisi international termasuk hasil riset investasi langsung Jepang di China; permodalan ventura dan usaha patungan kecil dan menengah; dan afiliasi kelompok bisnis di Asia.

Saat ini Profesor Lu adalah pengajar Business School di National University of Singapore.

Tentang lembaga riset ini, yang dinamakan "James Riady Chair in Asian Business and Economics", didirikan untuk mendukung proses belajar mengajar dan riset demi pemahaman yang lebih luas tentang cara menjalankan bisnis di kawasan Asia. Program ini didanai lewat donasi James Riady, yang juga alumnus universitas yang sama.

“Di saat perusahaan-perusahaan Australia terus masuk atau menjalin hubungan dengan pasar-pasar yang sedang naik daun (emerging markets) di Asia, sangat penting bagi mereka untuk memahami praktek bisnis yang berlaku di kawasan itu. James Riady Chair memberikan wahana untuk mempertajam dan memperluas pengetahuan kita tentang cara menjalankan bisnis di kawasan itu, yang tak bisa dilepaskan dari masa depan Australia sendiri. Saya senang bisa memimpin inisiatif seperti ini di salah satu sekolah bisnis dan ekonomi paling maju di dunia," kata Profesor Lu.

Sebagai ketua, Profesor Lu akan menyebarkan hasil risetnya lewat berbagai event publik seperti kuliah, seminar dan konferensi.

"James Riady Chair merupakan sentral Pusat Studi Bisnis dan Ekonomi Asia yang ada di fakultas kami, dan penunjukan Profesor Lu memastikan kalau kami memiliki kandidat dengan keahlian dan pengetahuan mendalam untuk terus membina hubungan dengan jaringan kami yang sudah ada, sehingga bisa menyebarkan hasil riset yang tak ternilai itu dan juga pemikiran-pemikirannya di kawasan ini," kata Profesor Paul Kofman, dekan di fakultas tersebut.

***Sumber :  Berita Satu

Ini Baru Nnya Polisi


Calon pengganti jendral Hoegeng"

5 Cerita kejujuran polisi Aiptu Jailani

Setelah Jenderal Hoegeng meninggal, rasanya sulit sekali menemukan polisi jujur dan tegas di Indonesia. Dewasa ini, personel Korps Bhayangkara lebih dikenal dengan penegak hukum yang semakin dekat dengan perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Tak cuma setingkat jenderal, polisi kelas bawah pun kini dipandang negatif. Polisi dianggap profesi yang gampang disuap terlebih untuk memuluskan perkara.

Di tengah derasnya kritik tajam itu, ternyata masih ada sosok polisi yang tetap menempatkan dirinya sebagai pengayom masyarakat. Dia adalah anggota Satlantas Polres Gresik, Jawa Timur, Aiptu Jailani.

Meski pangkatnya baru seorang bintara, ketegasan dan kejujuran Jailani patut diacungi jempol. Predikat polisi lalu lintas yang akrab dengan kata damai atau 86 bagi pelanggar, tak berlaku untuknya.

Pola pikir seperti ini ingin diubah Jailani. Baginya, siapa pun yang melanggar aturan hukum harus ditindak. Baik itu pejabat negara atau rakyat biasa kalau salah dan melanggar lalu lintas pasti disikat dan mendapat surat 'sakti' tilang darinya. Termasuk istrinya sendiri.

Lucunya, ketegasan Jailani membuat dirinya lebih tenar dari pimpinannya di Polres Gresik. Sejumlah penghargaan pun diraihnya. Baginya ini sangat membanggakan. Maka itu dia berjanji terus sikap tak kenal komprominya

Berikut sikap jujur Aiptu Jailani lainnya yang bisa menjadi teladan rekan-rekannya sesama anggota polisi :

1. Tilang istrinya

Jailani mengaku pernah menilang petinggi Polri, TNI hingga pejabat negara. Yang lebih parah, istrinya sendiri pun pernah ditilang.

Ceritanya, saat dia mengamankan acara Car Free Day (CFD), istrinya Rahmawati, melintasi gang kecil dan terjebak di jalur CFD. Oleh polisi lain, Rahmawati diarahkan keluar dari area CFD. Sayang, pelanggaran itu, diketahui suaminya yang tengah men-sweeping pengendara motor yang melanggar rambu CFD.

Rahmawati pun mendapat tilang dari sang suami. "Untung hari itu, hanya teguran tilang simpatik saja, sehingga istri saya tidak sampai disidang. Dan untungnya juga, istri saya mau mengerti dan memahami tindak tegas saya. Justru dia mendukung aksi saya," ungkap Jailani sembari tersenyum geli.

2. Tilang petugas KPK

Sebagai polisi lalu lintas, Jailani akrab dengan semua lapisan masyarakat. Hal itu pulalah yang membuatnya tak pandang bulu saat menindak orang yang melakukan pelanggaran di jalanan.

Baginya, setiap kendaraan yang tak patuh harus dihukum dengan sanksi tilang. Persoalan siapa yang ada di dalam atau pemilik kendaraan itu, urusan kedua. Yang jelas, orang hebat tak kebal hukum.

Ceritanya, suatu hari Jailani sedang mengatur lalu lintas. Tiba-tiba dia melihat ada mobil yang menerobos lampu merah. Tanpa tedeng aling-aling, dia langsung mengambil kendaraan dan mengejar mobil itu.

"Saat mobil sudah saya hentikan, saya mencatat surat tilang, lalu si pengemudi keluar dan menyodorkan uang Rp 50 ribu kepada saya," ungkap Jailani.

Entah itu bagian dari jebakan atau memang sengaja menguji kejujuran Jaelani, bapak dua anak ini langsung menolak. Tapi si pengemudi tak kehabisan akal, dia coba membuat Jailani takut dengan mengeluarkan tanda pengenal sebagai anggota KPK sambil meminta 'damai'.

"Mesti begitu, ya tetap saya proses. Sebab cara mengemudinya, bisa membahayakan orang lain dan dirinya sendiri," kata Jailani tanpa menyebut nama si pengemudi sambil memperagakan cara anggota KPK itu memperlihatkan identitasnya.

3. Semprot perwira Polri yang parkir sembarangan

Tak hanya anggota KPK, Jailani juga pernah menilang seorang perwira dari Polda Jawa Timur yang tinggal di daerah Gresik. Gara-garanya, si perwira memarkir kendaraannya tepat di rambu larangan parkir. Padahal, mobilnya itu di depan rumahnya sendiri, yang berada tepat di pinggir salah satu jalan protokol.

Melihat ada yang tak sesuai aturan, Jailani langsung mendatangi rumah si perwira dan mengetuk pintu rumah. Melihat yang datang adalah polisi yang berpangkat lebih rendah darinya, sang pemilik rumah marah dan mengancam akan melaporkan Jailani ke Kapolres Gresik.

"Saat itu, saya meminta surat-surat mobilnya untuk saya periksa dan beliau (si perwira Polda Jatim) bilang: Saya ini dari Polda loh Dik. Saya bisa saja meminta kapolres untuk memberi sanksi sama kamu. Tapi akhirnya beliau memahami soal aturan lalu lintas dan mengerti dengan tugas dan tanggung jawab saya sebagai petugas," kata Jailani menceritakan pengalamannya.

Tapi dia tak gentar. Dia tetap meminta si perwira memindahkan mobilnya.

4. Tegas dan disiplin pesan dari orang tua

Jailani sadar dia bekerja di tempat yang dekat kegiatan dengan suap menyuap. Untungnya pesan kedua orang tuanya selalu dia amalkan yakni jadi polisi disiplin dan jujur.

Hal itulah yang buat diterapkannya dalam bekerja.

"Terutama ibu saya. Beliau banyak mengajarkan pada saya soal kedisiplinan. Ibu saya adalah perempuan yang sangat disiplin, dan itu yang diajarkannya kepada saya. Selain ibu saya, tak ada orang lain yang mempengaruhi prinsip dan perilaku saya," aku bintara 44 tahun tersebut.

5. Lebih puas dengan gaji kecil

Jailani memilih menjadi polisi yang selalu bersyukur dengan yang dia dapat. Pangkatnya baru Aiptu, tentu gajinya pun tak besar. Tapi dia tak memilih mendapatkan uang sampingan apalagi berasal dari suap menyuap.

"Dari dulu, ketika saya mulai bertugas di kesatuan lalu lintas hingga sekarang, saya tidak mau dititipi. Tidak ada yang namanya tilang di tempat atau kata damai. Enak bagi yang mengerti, kalau tidak? Mereka pasti berpikir kalau uang titipan tilang itu masuk ke kantong saya. Makanya saya menolak keras titipan tilang. Kalau mereka memaksa, seperti pejabat-pejabat­ yang pernah saya tilang, pasti saya arahkan ke bagian administrasi operasional," tegas Jailani.

Jailani enggan menyebut nominal gaji yang diterimanya sebagai bintara polisi. Meski tak besar, tapi menurutnya sudah cukup. Dia lebih senang menghidupi keluarganya dengan uang halal meski pas-pasan.

"Cukup atau tidak, itu tergantung dari yang mengelolanya. Selama ini, semua gaji yang saya terima, saya serahkan ke istri saya. Cukup tidaknya itu tergantung bagaimana istri saya me-manage semua kebutuhan. Dan AlhamduliLlah, kami tidak merasa kekurangan selama ini," ungkap dia.

Menurut Jailani, istrinya, Rahmawati (45), selalu mengelompokkan jumlah kebutuhan tiap bulan saat gajian. Sang istri pun punya cara unik untuk mengelola keuangan bulanan.

"Tiap terima gaji, istri saya selalu menstaples uang untuk pengeluaran tiap bulan. Kebutuhan sekolah anak berapa, uang untuk belanja, rekening listrik, biaya tak terduga, uang saku saya dan lain sebagainya, distaples berbeda-beda oleh istri saya, sehingga kami merasa cukup dengan apa yang kami dapat," ungkap Jailani lagi.

Pulau-Pulau Terluar Indonesia Hampir Tenggelam

Foto: Pulau-Pulau Terluar Indonesia Hampir Tenggelam

@Ihsan

Metrotvnews.com, Batam: Kementerian Pekerjaan Umum akan mereklamasi pulau-pulau terluar di Indonesia yang hampir tenggelam.
   
"Ada program, semua pulau terluar di Indonesia jadi perhatian," kata Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto usai Seminar Nasional tentang Bendungan Besar di Batam, Rabu (27/3).

Namun, Djoko tidak menjelaskan jumlah pulau yang direklamasi dan dana yang dibutuhkan untuk rehabilitasi pulau-pulau terluar. "Dilakuan bertahap, tidak mungkin dalam satu tahun," ujarnya.

Reklamasi dilakukan pada pulau-pulau terdepan yang nyaris tenggelam untuk menjaga wilayah teritorial NKRI. Ia mengatakan pulau yang direklamasi berdasarkan usulan dari pemerintah daerah.

Selain reklamasi, dia mengatakan, Kementerian PU juga mendirikan bangunan-bangunan yang dibutuhkan masyarakat di Pulau Terluar.

Di Kota Batam, Kementerian PU mereklamasi Pulau Batu Beranting, Pulau Nipa, dan Pulau Putri, sedangkan pulau terluar lainnya, Pulau Pelampong, dibangun pemecah ombak.

Sebelum direklamasi, Pulau Batu Berakit hanya tampak air surut, sedangkan ketika air pasang, pulau itu menghilang. Kini, setelah direklamasi, luas pulau saat surut menjadi 700 meter persegi.

Selain direklamasi, Kementerian PU juga memperbaiki menara mercusuar yang ada di sana. Kementerian PU juga memasang pemecah gelombang di Pulau Pelampung untuk mengantisipasi abrasi. (Ant)

Editor: Irvan sihombingMetrotvnews.com, Batam: Kementerian Pekerjaan Umum akan mereklamasi pulau-pulau terluar di Indonesia yang hampir tenggelam.

"Ada program, semua pulau terluar di Indonesia jadi perhatian," kata Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto usai Seminar Nasional tentang Bendungan Besar di Batam, Rabu (27/3).

Namun, Djoko tidak menjelaskan jumlah pulau yang direklamasi dan dana yang dibutuhkan untuk rehabilitasi pulau-pulau terluar. "Dilakuan bertahap, tidak mungkin dalam satu tahun," ujarnya.

Reklamasi dilakukan pada pulau-pulau terdepan yang nyaris tenggelam untuk menjaga wilayah teritorial NKRI. Ia mengatakan pulau yang direklamasi berdasarkan usulan dari pemerintah daerah.

Selain reklamasi, dia mengatakan, Kementerian PU juga mendirikan bangunan-bangunan yang dibutuhkan masyarakat di Pulau Terluar.

Di Kota Batam, Kementerian PU mereklamasi Pulau Batu Beranting, Pulau Nipa, dan Pulau Putri, sedangkan pulau terluar lainnya, Pulau Pelampong, dibangun pemecah ombak.

Sebelum direklamasi, Pulau Batu Berakit hanya tampak air surut, sedangkan ketika air pasang, pulau itu menghilang. Kini, setelah direklamasi, luas pulau saat surut menjadi 700 meter persegi.

Selain direklamasi, Kementerian PU juga memperbaiki menara mercusuar yang ada di sana. Kementerian PU juga memasang pemecah gelombang di Pulau Pelampung untuk mengantisipasi abrasi. (Ant)
 
 
 
 

PT DI Buat Helikopter EC-725 Cougar

Foto: PT DI Buat Helikopter EC-725 Cougar


Langkawi • PT Dirgantara Indonesia (PT DI) tidak lagi memproduksi helikopter mewah dan canggih Super Puma NAS332C1. BUMN ini sedang memproduksi helikopter berteknologi tinggi dan lebih canggih yakni EC-725-Cougar.

"Kita tidak lagi produksi Super Puma, kita tinggalkan itu. Memang Super Puma ini saja helikopternya canggih, sekelas Mercy kalau di merek mobil," ucap Direktur Utama PT DI Budi Santoso ditemui di 12th Langkawi International Maritime & Exhibition 2013 (LIMA '13), Malaysia, Selasa (26/3/2013).

Dikatakan Budi, saat ini sudah ada helikopter bertekonolgi yang lebih baru lagi yakni Helikopter Cougar yang jauh lebih canggih.

"Kita sekarang memproduksi Cougar EC-725, tekonologi dan peralatannya jauh lebih bagus dibandingkan Super Puma. Ya seperti mobil kijang, kan dari kapsul makin tahun ada pembaruan. Nah Cougar ini generasi terbaru helikopter di kelas heavy," ungkap Budi.

Diakui Budi, helikopter Cougar ini memang tidak 100% buatan PT DI sendiri. "Justru Cougar ini lisensinya dan desainnya punya EuroCopter, sama seperti Super Puma yang punya Eurocopter, tapi dari desain menuju produksi kami yang melakukan, seperti pembuatan hampir seluruh bagian badan helikopter seperti fuselage and tail boom," terangnya.

Saat ini PT DI sedang mengerjakan 6 helikopter Cougar pesanan TNI yang rencananya akan selesai dikerjakan pada 2014.

Like Untuk Menghargai AdminLangkawi - PT Dirgantara Indonesia (PT DI) tidak lagi memproduksi helikopter mewah dan canggih Super Puma NAS332C1. BUMN ini sedang memproduksi helikopter berteknologi tinggi dan lebih canggih yakni EC-725-Cougar.

"Kita tidak lagi produksi Super Puma, kita tinggalkan itu. Memang Super Puma ini saja helikopternya canggih, sekelas Mercy kalau di merek mobil," ucap Direktur Utama PT DI Budi Santoso ditemui di 12th Langkawi International Maritime & Exhibition 2013 (LIMA '13), Malaysia, Selasa (26/3/2013).

Dikatakan Budi, saat ini sudah ada helikopter bertekonolgi yang lebih baru lagi yakni Helikopter Cougar yang jauh lebih canggih.

"Kita sekarang memproduksi Cougar EC-725, tekonologi dan peralatannya jauh lebih bagus dibandingkan Super Puma. Ya seperti mobil kijang, kan dari kapsul makin tahun ada pembaruan. Nah Cougar ini generasi terbaru helikopter di kelas heavy," ungkap Budi.

Diakui Budi, helikopter Cougar ini memang tidak 100% buatan PT DI sendiri. "Justru Cougar ini lisensinya dan desainnya punya EuroCopter, sama seperti Super Puma yang punya Eurocopter, tapi dari desain menuju produksi kami yang melakukan, seperti pembuatan hampir seluruh bagian badan helikopter seperti fuselage and tail boom," terangnya.

Saat ini PT DI sedang mengerjakan 6 helikopter Cougar pesanan TNI yang rencananya akan selesai dikerjakan pada 2014.






Teknologi & Investasi Migas Bisa Digarap Perusahaan Lokal

Ilustrasi JAKARTA Penguasaan teknologi dan investasi di sektor migas seharusnya dapat dilakukan secara mandiri oleh bangsa sendiri melalui perusahaan migas Nasional atau National Oil Company (NOC) meskipun bisnis tersebut memiliki risiko tinggi.

"Pemerintah mengganggap sebuah kesalahan dan tindakan beresiko ketika DPR mendorong penguasaan teknologi dan investasi di sektor migas dilakukan oleh perusahaan nasional. Padahal perusahaan asing juga memahami resiko bisnis migas tetapi mereka tetap melakukan eksplorasi karena menilai ada keuntungannya,” ungkap Anggota DPR RI Komisi VII Rofi Munawar dalam siaran persnya, Selasa (19/3/2013).

Dia menambahkan, permasalahan terbesar dari pengelolaan migas nasional di sektor eksplorasi sesungguhnya bukanlah pada teknologi dan metode eksplorasi tetapi paradigma pengambilan kebijakan yang masih mengganggap bahwa pengelolaan migas tidak bisa dilakukan secara mandiri oleh bangsa sendiri.

"Persoalan migas seringkali dipandang hanya sebagai penerimaan negara bukan sebagai komoditas strategis nasional yang pengelolaan maupun pengusahanya dilakukan oleh negara sehingga pada akhirnya tercermin dalam kebijakan-kebijakan yang bertolak belakang dengan semangat kemandirian energi nasional," tambah Rofi.

"Teknologi yang digunakan selama ini di berbagai KKKS asing yang telah beroperasi telah dapat dikuasai oleh perusahaan migas nasional sedangkan cadangan minyak bumi Indonesia hanya memiliki porsi 0,3 persen terhadap cadangan dunia atau 4,4 miliar barel minyak dan bila diproduksikan dengan kondisi saat ini hanya akan berumur 11,8 tahun," lanjut Rofi

Sebagai informasi, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tercatat saat ini Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) baik asing maupun nasional hampir sebanyak 58 KKKS eksplorasi, 26 KKKS CBM, 23 KKKS Produksi. Namun ironisnya saat ini 74 persen kegiatan usaha hulu migas di Indonesia dikuasai oleh perusahaan asing, sedangkan 22 persen oleh NOC dan sisanya konsorsium asing dengan lokal.(gnm)


***Sumber : detikfinance

BRI Siapkan Rp 1 Triliun untuk Biayai Alutsista RI


Jakarta • PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menyiapkan pembiayaan hingga Rp 1 triliun untuk alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia yang diproduksi oleh PT Pindad (Persero).

"Untuk alutsista, di Pindad ada beberapa proyek itu ada Rp 1 triliun tahun ini. Sebelumnya sudah, ada pada 2010," ungkap Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN BRI Asmawi Syam dalam keterangannya seperti dikutip detikFinance, Selasa (19/3/2013).

Menurutnya, bersama dengan ketahanan pangan dan ketahanan energi, ketahanan nasional juga menjadi salah satu sektor yang mendapat prioritas perseroan dalam penyaluran kredit tahun ini.

"Pindad, ada produksi panser, paling banyak. Sekarang panser kita dilirik, ada yang mau beli," imbuhnya.

Sebelumnya, BRI juga telah terlibat untuk pembiayaan produksi panser dan peluru oleh Pindad, yang menerima cukup banyak pesanan dari pemerintah. Secara keseluruhan, perseroan menyiapkan plafon Rp 78 triliun untuk kredit BUMN, di mana per Februari 2013, outstanding-nya sudah mencapai Rp 56 triliun.

***Sumber: detikfinance