Translate

Minggu, 08 Desember 2013

Pesona Nusa Tenggara Timur

Tidak di punkiri Nusa Tenggara Timur ( NTT) yang berada di wilayah timur Indonesia merupakan salah satu daerah tertinggal di Indonesia yang harus dibenahi oleh pemerintah mendatang agar tidak ada lagi kesenjangan sosial dengan propinsi lain di wilayah Indonesia. Namun begitu Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan berbagai masalah yang dihadapinya ternyata menyimpan harta yang tak ternilai harganya berupa keindahan karakteristik alamnya yang begitu mengagumkan. Berikut daftar keindahan alam dari Nusa Tenggara Timur (NTT) :

1. Desa Adat Todo

rumah adat todo










Terletak di desa Todo, Kec. Satar Mese Barat, Kab. Manggarai, Kampung tua yang memiliki halaman yang dikelilingi batu tersusun rai merupakan asal kerajaan manggarai. Disini terdapat Rumah Adat (Niang) bernama “NIANG WOWANG”. Tambur Kecil yang terbuat dari kulit perut seorang gadis (Loke Nggerang) dan meriam – meriam kuno buatan Inggris. Satu cirri khas kampong Todo adalah Niang Todo sebuah rumah adat berbentuk bundar beratap jerami yang diketahui merupakan istana raja Todo tempo dulu  
   
2. Tanah Lingko

Tanah Lingko
Apabila anda bepergian ke Pulau Flores, jangan lupa untuk mampir ke Kabupaten Manggarai untuk melihat sebuah keunikan. Keunikan itu akan membuat anda sedikit tercengang, yaitu sebuah areal persawahan yang menyerupai jaring laba – laba apabila anda melihatnya dari area tempat yang tinggi. Masyarakat setempat biasa menyebut dengan nama sawah Lingko.

Masyarakat sekitar wilayah itu percaya bahwa kebersamaan adalah sebuah rantai kehidupan yang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Dan hal ini diinterpretasikan dalam suatu aturan kesepakatan khusus untuk penyediaan lahan persawahan untuk memenuhi kebutuhan pangan di wilayah itu. Lahan – lahan yang dimiliki secara adat atau yang biasa disebut sebagai hak ulayat dibagi secara merata untuk semua penduduk di area wilayah adat. Pembagian lahan itu tidak dibuat menjadi berpetak – petak seperti kebanyakan areal persawahan pada umumnya. Tapi dibuat dalam bentuk jaring yang dimulai dari sebuah titik, yang titik tersebut menjadi sebuah pusat lingkaran. Masyarakat percaya bahwa kehidupan itu dimulai dari sebuah titik kecil. Dari pusat tersebut, maka akan ditarik beberapa garis batas lurus hingga menuju garis terluar tanah ulayat. Dan kemudian tanah itu dibagi – bagi dalam bentuk yang lebih kecil. Besar kecilnya suatu lahan pun berdasarkan pada berapa jumlah warga yang menerima hasil panen tersebut untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi. Lahan yang besar menandakan bahwa warga yang menerima jumlah panen pun juga banyak, begitupun juga dengan lahan yang kecil. 


Sistem cara penanaman pun dilakukan secara bersama – sama dalam satu area ulayat. Masyarakat belajar dari membaca alam bahwa apabila tidak dilakukan penanaman secara bersamaan. Maka akan mempengaruhi jumlah hasil panen yang berkurang diakibatkan dari hama, terutama hama burung – burung kecil pemakan padi. Dengan luasnya lahan yang ditanami padi, burung – burung tidak akan berkonsentrasi mencari makan dalam satu tempat saja. Tapi mereka akan menyebar ke sawah – sawah yang lain. Jangan heran apabila ketika anda kesana, akan melihat semua area akan menghijau dalam satu waktu, dan kemudian kosong juga dalam waktu yang bersamaan. Karena mereka menanam padi akan bersamaan dan memanennya juga dalam waktu yang hampir bersamaan.

Belajar dari tata cara pembagian lahan persawahan di Manggarai, maka kita akan belajar tentang sebuah kearifan lokal dalam hal perencanaan wilayah untuk pemenuhan kebutuhan pangan. sebuah kearifan lokal yang harus kita gali untuk mencapai kebersamaan hidup yang sejahtera dalam dunia modern sekarang ini.


3. Kota Bajawa


kota bajawa
Jika Anda datang ke NTT dan singgah ke Kabupaten Ngada sempatkanlah Anda untuk singgah sejenak ke Kota Bajawa. Kota Bajawa merupakan kota yang terletak di ketinggian sekitar 1.100 meter diatas permukaan laut, sehingga tidak mengherankan jika udara disana sangat sejuk dan segar. Menurut penduduk disana nama Bajawa diambil dari kata "Ba" yang berarti mangkok dan "Jawa" yang berarti Pulau Jawa. Yang diartikan sebagai kota yang berada di cekungan/ mangkok dengan penduduk mayoritas datang dari Pulau Jawa. memang kenyataan yang ada kota indah ini berada di cekungan yang dikelilingi oleh perbukitan yang sangat indah. Konon kota ini banyak didatangi oleh pendatang dari Pulau Jawa. Karena keindahan kota ini tidak mengherankan jika kota ini banyak di kunjungi oleh turis mancanegara maupun dari domestik. Dengan penduduk sekitar 15ribu jiwa, kota ini menyuguhkan keramahtamahan dan fasilitas yang cukup memadahi bagi tamu yang ingin menginap. selain kota yang indah dengan pemandangan alamnya kota ini juga mendapat julukan sebagai "kota bunga", kota ini telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti: hotel, pasar tradisional, restoran, cafe dan art shop. Dari kota ini Anda dapat melanjutkan petualangan Anda ke tempat lain di kabupaten Ngada

4. Air Panas Nage

Pemandian Air Panas Nage

















Masih di Kota Bajawa kali ini Anda akan di suguhkan dengan pemandian air panas Nage. Lokasi pemandian air panas ini terletak di Kota Bajawa. Untuk menuju lokasi pemandian ini Anda harus menyusuri jalan setapak, namun disinilah keseruannya Anda bisa melihat keindahan alam dikanan kiri jalan yang Anda susuri, setelah Anda sampai rasakan keindahan dan kesejukan alamnya yang begitu indah dan alami, keunikan pemandian ini, yaitu adanya dua aliran sungai dimana satu diantara merupakan sumber air dingain dan satunya lagi sumber air panas, kedua aliran ini dipertemukan disebuah dataran dimana cocok untuk berendam, kerena aliran selain pertemuan ini suhunya sangat panas, yaitu sekitar 50 derajat celcius. 





Semoga artikel ini bermanfaat buat menambah referensi tempat liburan Anda.


Dijamin tempat ini merupakan tempat yang layak untuk dikunjungi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar